Sumber Hadisyahputra, dkk. (2021). Pengaruh Pemberian Feedback pada Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 6, Special Issue No. 2, p--ISSN: 2541-0849, e-ISSN: 2548-1398. Sune, R. (2018). Pengaruh Feedback Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Fisika.
Jakarta - Bagi sekolah biasa-biasa saja, yang berada di tengah-tengah jumlah penduduk padat atau di lingkungan sekitar hanya satu-satunya sekolah negeri yang berdiri, sistem zonasi membawa yang sering dilewati begitu saja oleh anak yang jarak tinggalnya pun bersebelahan dengan sekolah, karena lebih memilih sekolah favorit, kini banyak mendapatkan limpahan siswa. Sementara, sekolah-sekolah favorit "terpaksa" menerima sebagian siswa dengan kemampuan lebih rendah, karena jarak antara rumah dengan sekolah lebih model, metode, dan pendekatan pembelajaran masih tetap sama, maka di sekolah yang dulunya dikenal favorit, siswa berkemampuan akademik sedang dan kurang, bisa frustrasi mengejar materi pelajaran. Bagi sekolah-sekolah favorit, sistem zonasi membuat mereka takut, tak bisa menjaga tradisi sekolah, sebagai langganan juara. Bagi sekolah biasa-biasa saja, hal ini bisa jadi tantangan apakah mereka bisa menjawab amanah membimbing murid dengan kemampuan di sekolah pinggiran dan pedesaan para guru terbiasa mengajar dengan sangat "lambat", mengulang-ngulang dalam rangka menyesuaikan materi dengan kemampuan peserta didik. Para guru di sekolah menengah seringkali harus mengajarkan hitungan sederhana, atau meminta anak meningkatkan kemampuan dasar dalam hal membaca dan menulis yang seharusnya sudah dikuasi oleh siswa di level sebelumnya. Bila semua sekolah mempunyai input siswa yang sama -lebih, sedang, dan kurang- dan kemudian dalam berbagai lomba akademik antarsekolah terus didominasi sekolah-sekolah yang menjadi langganan juara, hal tersebut bisa menjadi cermin, bukan input yang kurang bagus, namun proses dan pendukung pembelajaran yang bersumber dari guru, sarana, dan prasarana kurang vs HomogenSiswa berkemampuan lebih, berkemampuan sedang dan rendah, berkumpul dalam satu kelas, kelas menjadi lebih heterogen. Kelas yang beragam membutuhkan pendekatan pembelajaran yang berbeda dibanding mengajar siswa dengan kemampuan homogen. Kelas yang homogen adalah kelas yang dihuni peserta didik dengan kemampuan sama atau tidak jauh dengan kemampuan lebih biasanya sudah sadar, untuk apa mereka datang ke sekolah -rata-rata berbekal nilai akademik bagus. Sementara, siswa berkemampuan rendah kebanyakan memiliki semangat belajar yang kurang, di dalam kelas terlihat seperti sedang menghabiskan waktu saja, bergembira ketika bel tanda pelajaran usai berbunyi. Jangan sampai pengaruh negatif yang ada pada masing-masing siswa berkembang di ruang-ruang kelas. Guru berperan penting dalam upaya menumbuhkembangkan nilai dan karakter baik, yang ada atau belum muncul pada diri siswa, serta menghilangkan kebiasaan-kebiasaan kurang heterogen memiliki keunggulan di mana guru bisa mendapatkan "asisten" dari siswa yang mempunyai kemampuan lebih. Proses pembelajaran tidak berpusat semata-semata hanya pada guru semata. Kelemahannya, sebagian murid -seperti halnya guru- merasa lebih nyaman bekerja sama dengan murid yang mempunyai kemampuan sama, apalagi di atas murid yang "dipaksa" untuk menjadi "asisten guru" atau berperan membantu murid dengan kemampuan di bawah mereka, merasa harus memperlambat proses belajar, di mana seharusnya mereka sudah melangkah untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Siswa berkemampuan kurang bisa dianggap sumber persoalan yang memperlambat proses belajar mengajar, timbul stigma yang menyebabkan percaya diri hilang dari siswa berkemampuan guru harus lebih mengenal kemampuan dan potensi peserta didiknya. Tentu ini tak mudah dalam praktiknya, terutama guru bidang studi di banyak sekolah, yang harus mengajar di beberapa kelas dengan jumlah murid yang dihadapi ratusan. Sibuknya guru dalam mengajar, dari ruang kelas satu ke kelas yang lain, seakan-akan menunjukkan seperti tak ada waktu untuk melakukan refleksi serta melaksanakan penelitian-penelitian kecil untuk mengembangkan proses PembelajaranStrategi yang dilakukan ketika berhadapan dengan siswa yang banyak, antara lain; pertama, dengan meminta salah satu murid menyebutkan namanya -secara psikologis murid merasa dia dikenal oleh guru. Tidak sekadar memanggil anak yang pintar atau kemampuannya paling menekankan kembali kepada para siswa bahwa proses belajar bukan lagi sebagai arena persaingan, tapi sebuah tempat untuk belajar saling bekerja sama, saling mendorong dan membantu. Bahwa hidup penuh dengan perbedaan-perbedaan. Bagi siswa yang sudah menguasai pelajaran diberi tantangan pengetahuan dan keterampilan lebih lanjut tanpa meninggalkan siswa dengan kemampuan pembelajaran yang menekankan kerja sama di antaranya diterapkan di Finlandia. Finlandia mempunyai rekam jejak bagus dalam bidang pendidikan di dunia internasional, menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar arena kompetisi berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Hal ini membutuhkan adaptasi, terutama dalam penerapan metode, model, dan pendekatan pembelajaran. Guru tak bisa lagi mengajar seiring sejalan dalam kelas. Proses belajar mengajar dibagi beberapa kelompok, masing-masing kelompok diisi oleh siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Guru menjadi fasilitator yang baik agar tidak muncul dominasi kelompok oleh beberapa yang mempunyai kemampuan lebih ditantang untuk bisa mengkomunikasikan kemampuan mereka pada siswa-siswa yang masih belum begitu paham. Sejalan dengan tujuan pembelajaran Kurikulum 2013, di mana siswa dapat mengkomunikasikan pengetahuan atau keterampilan yang mereka dasarnya tak ada praktik mengajar paling tepat yang bisa disesuaikan di semua sekolah, karena ada sejumlah faktor yang mempengaruhi, seperti daya dukung lingkungan keluarga dan masyarakat, input siswa, sarana dan prasarana, serta kondisi lingkungan sekolah. Tapi yang utama harus dilakukan oleh para guru, terus belajar meningkatkan kemampuan mengenal potensi siswa, menghargai perbedaan kemampuan, meningkatkan kerja sama antarsiswa, membuat, mencontoh, dan mengevaluasi inovasi pembelajaran yang dilakukan. Ketiga, pengalaman guru di kelas dikomunikasikan kepada rekan sejawat di ruang-ruang guru untuk membuka lontaran kritik dan pendapat rekan guru yang lain. Tanpa saling terbuka atas praktik di ruang kelas, proses pembelajaran hanya akan menjadi ruang-ruang tertutup, miskin pertanggungjawaban, menutup perbaikan, dan lebih dari itu proses berbagi praktik yang baik tak akan pernah terjadi; seolah-olah sudah di jalan yang benar, padahal bisa jadi yang heterogen bisa menjadi berkah bagi para guru dalam memberikan layanan pendidikan, meningkatkan kerja sama antarmurid untuk saling mengisi dan maju bersama dalam upaya meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan. Proses adaptasi harus segera dan terus Hambali mengajar di SMAN 7 Pandeglang, Banten mmu/mmu
jikadalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan Pembelajaran Kooperatif. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas
Dalam dunia pendidikan, ada banyak hal yang harus dilakukan oleh guru demi mencerdaskan anak bangsa. Salah satunya yakni menyampaikan umpan balik untuk siswa selama proses pembelajaran. Teknik ini membantu guru untuk memantau perkembangan peserta didik. Bahkan, guru bisa merancang langkah pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dengan baik sesuai kemampuan dan pencapaian siswa. Umpan balik atau feedback yang diberikan kepada pelajar memberikan dampak yang besar. Umpan balik yang baik pasti akan membangun siswa untuk lebih semangat dalam memperbaiki dan meningkatkan prestasinya. Maka, sebisa mungkin, guru harus selalu menyampaikan feedback positif selama pembelajaran berlangsung. Lalu, feedback seperti apa yang diberikan pada peserta didik? Bagaimana tekniknya penyampaiannya? Well, berikut adalah penjelasan lengkapnya Bentuk Umpan Balik Positif Terhadap Siswa Ada tiga bentuk umpan balik untuk siswa yang akan meningkatkan semangat belajarnya, di antaranya adalah Umpan Balik Edukatif Tujuan dari feedback ini adalah memberikan penjelasan terhadap proses dan hasil belajar siswa. Guru akan menginformasikan alasan terkait benar tidaknya jawaban atau tindakan siswa selama belajar. Dalam hal ini, guru harus memberikan pemahaman yang baik agar tidak menimbulkan asumsi negatif. Yang pasti, jika tindakan maupun jawaban siswa salah, guru tidak langsung menyalahkan, tetapi menjelaskan bagaimana seharusnya. Sebaliknya, jika jawaban siswa benar, guru sebisa mungkin tetap menumbuhkan semangat agar anak tersebut tetap meningkatkan prestasi belajarnya. Umpan Balik Motivasi Feedback jenis ini cenderung ditujukan pada siswa yang kurang mampu melakukan proses pembelajaran dengan baik. Misalnya, anak tidak merespon suatu pertanyaan dengan benar, maka guru tetap harus memberikan feedback sebagai bentuk perhatian. Umpan balik tersebut tentunya bersifat motivasional. Yang dimaksud feedback motivasi adalah sebuah umpan balik yang bertujuan untuk memotivasi siswa agar terus berbenah demi tercapainya target belajar. Selain itu, guru sebaiknya juga menyelipkan saran-saran terkait tips dan trik belajar. Dengan begitu, siswa tidak hanya menumbuhkan rasa semangat, tetapi juga disertai tindakan nyata sesuai saran gurunya. Umpan Balik Apresiatif Tidak sekadar motivasi, umpan balik untuk siswa seharusnya juga bersifat apresiatif. Artinya, guru mengapresiasi segala upaya siswa selama belajar. Feedback ini biasanya ditujukan pada pelajar yang berhasil menyelesaikan tugas. Namun, bukan berarti tidak boleh diberikan pada siswa yang belum berhasil. Sejatinya, setiap siswa layak mendapatkan apresiasi dari gurunya. Meskipun keberhasilan itu kecil, siswa sangat membutuhkan penghargaan meskipun hanya sebuah ucapan selamat. Di sinilah guru harus berperan untuk menciptakan kesan pada jiwa peserta didik bahwa mereka sudah berhasil mengerjakan tugasnya. Meskipun begitu, jangan sampai mereka merasa terlalu jumawa hingga lupa bahwa perjalanan belajar masih panjang. Maka, selain apresiasi, guru pun wajib memotivasi agar lebih giat lagi. Cara Memberikan Umpan Balik untuk Siswa Umpan balik memang bagus. Namun, guru harus memperhatikan bagaimana cara menyampaikannya. Ini karena setiap siswa mempunyai persepsi yang berbeda. Terlebih jika feedback tersebut bersifat negatif, maka guru wajib berupaya untuk menciptakan kenyamanan di hati para peserta didik. Dengan demikian, siswa akan menerima dan menyerap nasehat, motivasi, ataupun apresiasi dengan baik. Lantas, bagaimana cara menyampaikan feedback? Well, berikut adalah hal yang harus guru perhatikan saat mengutarakan umpan balik Bersifat Objektif Selain feedback positif, terkadang, pendidik memberikan feedback negatif. Dalam kasus ini, guru wajib menyampaikannya secara objektif. Ketika terjadi kesalahan selama proses belajar, guru harus bersikap tenang sebelum sesi feedback dilaksanakan. Luangkan waktu sejenak untuk mengevaluasi situasi. Dengan begitu, umpan balik akan tersampaikan dengan hati-hati tanpa emosi. Menyampaikan Feedback Secara Spesifik Umumnya, pemberian feedback dilakukan di akhir pelajaran. Guru harus cerdas mengemas kata dan menyampaikannya secara spesifik. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menangkap maksud dan tujuan Anda. Feedback yang spesifik juga membuat komunikasi antara guru dan murid berjalan lancar serta efektif. Sehingga, semua peserta didik menerima nasehat-nasehat tersebut secara positif. Umpan Balik Bersifat Tertutup Conditional Apakah umpan balik untuk siswa harus diberikan secara tertutup? Ini bisa saja terjadi dalam keadaan tertentu. Misalnya, guru ingin menegur dan mengupayakan perbaikan pada siswa yang membuat masalah besar atau memiliki banyak kekurangan. Tentu saja, ini berbeda dengan nasehat yang disampaikan secara terang-terangan di hadapan siswa lain. Ini justru akan membuat anak tersebut merasa disudutkan. Feedback tertutup bertujuan untuk menciptakan kenyamanan pada peserta didik. Guru bisa memanggil siswa yang bersangkutan ke ruangan setelah belajar. Bahkan, guru juga bisa menciptakan suasana berbeda dengan mengajak siswa tersebut bertemu di tempat tertentu. Jika siswa sudah benar-benar siap dan nyaman, maka feedback tidak sekadar didengar, tetapi juga diterapkan demi kebaikan semua pihak. Memberikan Kesempatan Bagi Siswa untuk Menanggapi Feedback termasuk komunikasi dua arah. Artinya, tidak hanya guru yang berbicara, tetapi murid juga berkesempatan untuk menanggapi apa yang disampaikan gurunya. Maka, sebagai pendidik, Anda harus memberikan jeda sejenak sehingga anak-anak bisa berpikir jernih dan mengutarakan segala unek-uneknya. Dalam hal ini, umpan balik tidak hanya disampaikan dari guru ke siswa, tetapi juga dari siswa ke guru. Terimalah apapun yang diutarakan siswa dengan baik. Sehingga, kedua belah pihak sama-sama merasa dihargai. Mengamati Progress Peserta Didik Ada tujuan tertentu di balik sebuah umpan balik. Guru yang bijak tidak sekadar menyampaikan, tetapi juga terus memantau bagaimana progress anak-anak setelah menerima feedback. Amatilah apakah tujuan Anda sudah tercapai atau belum. Jika belum, Anda harus lebih bersabar dan menyampaikannya lagi di lain waktu dengan teknik yang berbeda. Lantas, bagaimana jika progress sudah bagus atau tujuan tercapai? Guru tetap harus memantau perkembangan siswa secara berkala. Tujuannya adalah untuk mempertahankan pencapaian tersebut. Tentu saja, feedback lain juga masih bisa berjalan. Waktu Terbaik untuk Memberikan Feedback Pada dasarnya, umpan balik untuk siswa bisa diberikan kapanpun. Namun, biasanya, guru menyampaikannya di waktu-waktu berikut ini, antara lain Saat pembelajaran berlangsung Selama proses belajar mengajar, guru wajib mengamati kegiatan siswa. Selama itu pula, guru bisa memberikan umpan balik, seperti pada situasi berikut Saat siswa bertanya. Dalam situasi ini, hendaknya, guru memberikan kesempatan dulu pada siswa lain sebelum menjawab. Dengan begitu, feedback bisa tersampaikan secara leluasa baik pada siswa yang bertanya, menjawab, ataupun semua siswa dalam kelas. Siswa mempunya kesempatan untuk mengembangkan konsep dan pemikiran. Saat situasi ini berlangsung, guru juga bisa ikut masuk untuk menguatkan pendapat para peserta didik. Akhir pelajaran. Ini yang sering terjadi dari dulu hingga sekarang. Biasanya, sebelum pelajaran ditutup, guru mereview ulang apa yang sudah dipelajari bersama. Setelah itu, guru menyematkan feedback untuk seluruh peserta didik. Pada tugas siswa Saat memberikan tugas, guru juga harus bertanggung jawab penuh. Artinya, guru tidak sekadar menilai, tetapi juga membenahi jika menemukan kesalahan. Beritahu di mana letak kesalahannya dan bagaimana jawaban yang seharusnya. Jika tidak ada kesalahan, berikan pujian agar siswa semakin semangat. Hasil tes Hal ini hampir sama dengan tugas siswa. Guru bisa menyampaikan umpan balik secara langsung setelah tes usai atau di lain waktu. Bahkan, guru juga bisa menyampaikannya pada wali murid. Dengan begitu, kerjasama dua belah pihak akan tercipta. Hasilnya, tingkat pencapaian belajar siswa semakin bagus. Itulah penjelasan detail terkait umpan balik untuk siswa. Pastikan untuk menyampaikannya dengan tepat. Yang pasti, feedback tidak boleh merugikan pihak manapun. Daftarkan diri Anda sebagai anggota dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member RAW
- Амуτοጮуδ ζխ
- ጤπоλሸዛιпθ шቨዣ ևሣец
- И վутриζጻ дግտ
- Ժሓситвևвр я տектըምիዊэ ն
c Umpan balik negatif adalah lawan dari umpan balik positif, meskipun jarang dianjurkan mengingat khawatir akan merusak kepercayaan diri siswa tetapi pemberian negatif feedback dilakukan cara-cara: 1. implisit (tidak langsung), misalnya
Pemberian umpan balik jika siswa heterogen adalah? feedback b. Comulative feedback feedback feedback feedback Jawaban A. feedback. Dilansir dari Ensiklopedia, pemberian umpan balik jika siswa heterogen adalah feedback. Dapatkan info dari Penakuis Terbaru tentang cpns,PGP,CPG,UT ,pppk dan kumpulan soal. Mari bergabung di Grup Telegram "Penakuis", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Perhatikanhal-hal berikut ini. 1) Hujan lebat, 2) Sakit, 3) Tertinggal satu rakaat, 4) Tidak mendapat saf depan. Hal-hal yang menjadi alasan diperbolehkan seorang muslim melakukan sholat secara munfarid adalah?
Gurumemberikan umpan balik yang spesifik dan eksplisit serta memberikan contoh. 1. Saat hasil tes ulangan. Setelah siswa mengikuti ulangan dan mengumpulkan, guru dapat langsung mengoreksi dan memberikan catatan tambahan agar siswa dapat mengetahui perbaikan yang harus dilakukan. 2. Pada hasil tugas/pekerjaan siswa.
PemberianUmpan Balik Kepada Peserta Didik Penting Dilakukan Meningkatkan Keberhasilan, Memperbaiki Kesalahan, Membantu Untuk Mengungkap Kesalahpahaman, Menyarankan Perbaikan Tertentu, Jenis Umpan Balik Jika Siswa Homogen Adalah? – Tower.my.id. February 27, 2022 November 10, 2021 by admin.
PemberianUmpan Balik Kepada Peserta Didik Penting Dilakukan Meningkatkan Keberhasilan, Memperbaiki Kesalahan, Membantu Untuk Mengungkap Kesalahpahaman, Menyarankan Perbaikan Tertentu, Jenis Umpan Balik Jika Siswa Homogen Adalah? – Tower.my.id. February 27, 2022 October 8, 2021 by admin.
1 Model Pembelajaran Cooperative Learning. Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengsan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan
PemberianUmpan Balik (Feedback) terhadap Hasil Belajar dan Self-efficacy Matematis Siswa Kelas VII SMP 3 keumuman, dan kekuatan dari seluruh kegiatan dan konteks. Self - efficacy memiliki tiga dimensi yaitu level, generality, dan strength.
. cg685x6vh6.pages.dev/198cg685x6vh6.pages.dev/105cg685x6vh6.pages.dev/329cg685x6vh6.pages.dev/300cg685x6vh6.pages.dev/204cg685x6vh6.pages.dev/212cg685x6vh6.pages.dev/180cg685x6vh6.pages.dev/29
pemberian umpan balik jika siswa heterogen adalah